Yak, setelah sekian lama aku gak pernah nulis curahan hati cowok yang super duper baper (yes, that is me. Of course), akhirnya ada yang bisa dituangkan lagi :)) so, enjoy the story (if only it can be).
..........
Pernahkah kalian merasakan perasaan suka dengan 'teman' kalian, atau sahabat kalian? Suka yang kumaksud disini adalah suka sebagai lawan jenis, sort of love. Have you?
Well, aku sendiri baru sekali merasa suka dengan yang bukan temanku. Awalnya tidak kenal, tidak akrab, tidak suka, dan tiba-tiba bisa suka sebagai lawan jenis tanpa melewati tahapan teman. And yes, that's the girl which I wrote much before.
"Kau tahu, saat itu aku akhirnya menyadari, aku tidak akan pernah bisa melanjutkan hidup dengan hatu yang hanya tersusa separuh. Tidak bisa. Hati itu sudah rusak, tidak utuh lagi. Makan aku memutuskan membuat hati yang baru. Ya, hati yang benar-benar baru."
-Sepotong Hati yang Baru, Tere Liye
Seperti itulah, hati yang rusak perlu diperbaiki. Dan aku perlu potongan hati yang baru. Mungkin kamu pernah merasakan bagaimana terjebak dalam kenangan, penyeselan, atau apapun itu (yang berkonteks gelap) dari masa lalu. Mungkin, aku mampu mengatakan sudah bisa move-on.
Mungkin, aku mampu mengatakan sudah lupa.
Mungkin, aku mampu berperilaku seperti tidak terjadi apapun.
Mungkin...
Tapi, setiap kali aku berusaha untuk memperbaiki hatiku. Setiap kali aku berusaha untuk memikirkan suatu bentuk hati yang baru.
Setiap kali itu pula, aku dihantui pertanyaan dan kecemasan yang sama.
Apakah akan terulang lagi?
Apakah akan sesakit dahulu?
Apakah bisa bersama selamanya?
Sepertinya aku memang selalu menjadi penakut, pengecut.
Jadi, singkatnya aku mulai mampu memperbaiki hatiku dan orang yang membantu memperbaiki ini adalah temanku, yah bisa dibilang berteman cukup baik.
Sebetulnya, sebelum aku menyukai yang kemarin ini aku sudah suka dengan dia. Sama. Aku berfikir keras bagaimana untuk mengutarakan perasaanku kepadanya, aku benar benar takut saat itu. Aku belum siap. Belum siap dengan penolokan. Aku tidak siap dengan apa yang akan terjadi. Bahkan, untuk sekedar menyapa dirinya saja aku tidak berani.
Nah, sekarangpun sama. Aku masih takut untuk mengungkapkan perasaanku.
Aku ragu dia juga punya rasa yang sama.
Yah mungkin kalau diliat dia cukup baik terhadapku. Dia dengan senang hati memberikan pertolongan kepadaku. Dia juga terlihat cukup suka berteman denganku. Bahkan tidak sungkan juga untuk ceriat kepadaku.
Tapi kalau diliat liat lagi dia itu baik sama semua orang, dia juga cukup care dengan lingkungannya, dan juga terlihat cukup akrab dengan semua orang.
Ya.
Aku takut ini hanya perasaanku saja. Satu arah. Sementara dia tidak.
Hal yang kutakutkan adalah apabila aku mencoba melangkah baik diterima ataupun tidak, hubungan pertemanan yang sudah sangat baik ini akan rusak.
Buku kemarin cukup tebal, dia sudah mengajari cukup banyak hal tentang perasaan suka-cinta ini.
Aku bisa merasakan kerusakan yang sangat besar akibat rasa rasa suka-cinta seperti ini.
Dan aku tidak mau merusak lagi hati yang mulai membaik ini.
Aku belum siap untuk mengambil resiko lain, untuk keluar dari zona nyamanku yang baru beberapa bulan ini.
Belum saatnya.